-->
Motivasi Menulis

Pandangan berbeda tentang Natal dari 5 Agama

Hari Libur Natal dan Tahun baru 2018 serta tahun-tahun lainnya adalah waktu bagi bersama dengan teman serta keluarga dan merayakan kelahiran Kristus bagi umat kristiani, tapi terkadang manusia lupa untuk mengakui agama-agama lain dan apa yang mereka rayakan. Beberapa petunjuk seperti Islam bahkan gak merayakan Natal dan Juga ada orang lain dengan pemahaman yang berbeda pula, para Buddhis, yang memanfaatkan liburan untuk mempraktikkan agamanya untuk menyebarkan perdamaian serta niat baik. Tanpa susunan tertentu, disini saya ingin memperlihatkan sedikit pandangan tentang natal  dirayakan atau tidak sama sekali menurut lima agama yang berbeda.

Kekristenan
Semasa musim Natal, umat Kristen merayakan Natal dengan seluruh cara. Keluarga dan gereja dari segala penjuru, jadi mengenai mendirikan Adegan Kelahiran ataupun replika mini tempat kelahiran Yesus Kristus. Adegan ini terdiri dari bayi Yesus, ibu perawan Maria, ayah Yusuf, tiga orang bijak, dan terkadang beberapa hewan yang termasuk dalam kandang. Gereja yang mempraktikkan petunjuk Kristen akan melakukan Episode natal yang menggambarkan malam kelahiran bayi Yesus pada palungan. Gereja Katolik jadi  mengadakan misa tengah malam pada malam Hari perayaan untuk merayakan kelahiran Yesus. Pada bulan Desember, selain dari perayaan gereja aja, orang akan menyanyikan lagu-lagu Natal tradisional, membeli pohon Natal, dan membungkus surprice di bawah pohon diuntukkan ditukar di pesta Natal atau pada hari Natal pagi.

Islam
Komunitas Muslim memiliki dua perayaan yang mereka lakukan dalam satu tahun dan Natal bukan salah satu hari raya. Seiring dengan perayaan Natal untuk mengenang kelahiran Nabi ISA AS, umat Islam percaya pada Nabi Isa AS namun tidak percaya kalau Dia adalah Tuhan atau anak Allah. Menurut agama Islam, kelahiran Nabi Isa AS terjadi pada bulan Maret atau September berdasarkan indikasi musim dalam Alkitab. Perspektif lain dari liburan Natal adalah bahwa Natal benar-benar merupakan perayaan questionnable baru yang tidak didukung oleh agama Islam .

Hinduisme
Orang-orang Hindu yang ada di Amerika, untuk sementara saat ini sampai populasi umat Indio meningkat, merayakan Natal utk menyesuaikan diri dengan budaya Amerika. Bahkan dengan pertumbuhan penduduk, beberapa orang India masih berpartisipasi dalam perayaan pemberian hadiah dan pesta. Selain bagaimana umat Indio merayakannya di Amerika, orang-orang Hindu di India merayakannya pada bulan Desember dengan liburan lima hari bernama Pancha Ganapati. Perayaan dimulai pada tanggal 21 Desember untuk merayakan penguasa budaya gajah dan awal yang baru. Beberapa perayaan yang diikuti umat Hindu {ialah|merupakan} acara, piknik, pemberian surprice, pesta, dekorasi rumah mereka dengan dahan pinus ataupun rumput durva, dan melangsungkan lampu dan ornamen. Periode utama dari perayaan ini adalah memasang patung Ganesha di rumah dan membalut patung itu untuk digunakan pada hari perayaan dengan ragam kuning, biru, merah, hijau, dan oranye.

Agama Buddha
Natal adalah masa pemberian hadiah dan mempraktikkan kedamaian dan niat baik kepada umat manusia. Umat Buddha dapat mempraktekkan agama mereka dan melihat kesamaan masa Buddhisme dan Kekristenan. Umat Buddha merayakan liburan dengan menggantung hiasan Natal pada kuil mereka, mengirim kartu ke orang yang dicintai, memegang kuis malam, serta sesekali mendengarkan musik Perayaan.

Agama Yahudi
Orang Yahudi tidak merayakan Natal, namun sebaliknya, merayakan liburan diketahui sebagai Chanukah (Hanukkah). Chanukah adalah festival lampu delapan hari yang dirayakan dengan pencahayaan menorah malam, doa khusus, dan makanan . Chanukah mengenang tentara dari Yahudi yang mengalahkan Tentara Yunani yang perkasa pada abad kedua SM. Jamaah Yahudi merebut kembali Tanah Suci Kudus di Yerusalem dan sebagai simbol utk reklamasi bait suci, menorah harus dinyalakan; Namun, sebatas semata-mata satu tetes minyak zaitun yang tertinggal. Bahkan dengan sedikit minyak zaitun, menorah masih menyala dan masih menyala selama delapan hari. Untuk mengingat keajaiban tersebut, Chanukah diciptakan.

Natal bukan semua berbeda di agama-agama yang merayakan liburan. Bertepatan natal datang tahun baru. Dan tahun-tahun berikutnya, semoga manusia akan lebih mengerti serta lebih memikirkan bagaimana jamaah lain merayakan dan juga yang tidak  merayakannya pada waktu Natal. Saya berharap semua manusia dengan pemahaman dan aqidah masing-masing tetap menjaga keamanan, kedamaian, kebersamaan, meskipun dengan persepsi yang berbeda-beda.
Labels: Artikel, Featured

Thanks for reading Pandangan berbeda tentang Natal dari 5 Agama. Please share...!

0 Komentar untuk "Pandangan berbeda tentang Natal dari 5 Agama"
Back To Top